Entri yang Diunggulkan

UPR BERSERTIFIKASI EXCELLENT

Alhamdulillah,  saya sebagai ketua unit pembenihan rakyat (UPR) "TIRTA KAMANDANU" mengucapkan selamat dan sukses atas kerjasama s...

Minggu, 06 November 2016

UPR BERSERTIFIKASI EXCELLENT

Alhamdulillah, 
saya sebagai ketua unit pembenihan rakyat (UPR) "TIRTA KAMANDANU" mengucapkan selamat dan sukses atas kerjasama semua anggota unit pembenihan rakyat (UPR) "TIRTA KAMANDANU" telah mendapatkan sertifikat (dari pemerintah), CBIB (cara budidaya ikan yang baik) Direktorat Produksi Dan Usaha Budidaya-DJPB-KKP nomor 1004.3105.A1.B0-FormCPIB16 dengan predikat:  EXCELLENT  pada tanggal 31 Mei 2016. situs web resminya klik disini,  http://cbib.kkp.go.id/.  
bagi sahabat yang menginginkan data lengkap unit pembenihan rakyat (UPR) yang mendapatkan sertifikat CBIB dapat membuka situsnya disini ( http://www.cbib.kkp.go.id/arsip/c/60/Unit-Pembenihan-Bersertifikat-CPIB-Cara-Pembenihan-Ikan-yang-Baik/?category_id= ), lalu unduh lampiran file-nya dalam format pdf. Sahabat bisa mendapatkan informasi UPR se-Indonesia yang mendapatkan sertifikat CBIB disitu.


***salam ternak***

Kamis, 03 November 2016

denah / peta

silakan mampir..

Bagi sahabat blogger yang ingin sharing tentang perbenihan lele, silakan datang ke goeboeg saya, lokasinya klik disini. Itung-itung sekalian jalan2 mencari udara segar di obyek wisata watu payung.

Selasa, 01 November 2016

MEMBUAT SENDIRI 

PAKAN LELE ALTERNATIF


Met pagi Sedulur kadang ternak lele se- Indonesia, kali ini saya pak Harno Brewok posting ulasan tentang pakan lele alternatif yang sangat mungkin kita dapatkan. Semoga bermanfaat..

**


Pakan merupakan komponen paling penting dalam usaha budidaya ikan, termasuk ikan lele. Sialnya, harga pakan lele tidak murah. Sebagian besar bahan bakunya diimpor. Hal ini banyak dikeluhkan para peternak ikan.
Untuk menjawab kendala di atas, ada baiknya kita mengetahui bagaimana cara membuat pakan lele alternatif dan sebagai subtitusi pelet buatan pabrik. Terdapat dua tipe pakan alternatif yang akan dipaparkan di sini, yakni pakan dari bahan-bahan utama dan pakan yang memanfaatkan bahan sisa-sisa.Pakan dari bahan utama dibuat dari bahan-bahan yang memiliki kandungan nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan lele. Sedangan pakan tambahan didapatkan dari bahan-bahan organik sisa atau yang harganya murah dan ketersediaanya melimpah.

Kandungan nutrisi pakan
Pakan lele yang baik harus memenuhi rasio pemberian pakan dengan penambahan bobot tubuh kurang dari satu (Feed Conversion Ratio/FCR>1). Artinya, setiap pemberian pakan sebanyak 1 kg akan menambah bobot tubuh sebanyak 1 kg. Jadi semakin kecil rasio FCR-nya, semakin baik pakannya.
Penyediaan pakan lele untuk pakan utama harus memiliki kandungan nutrisi yang lengkap. Pakan tersebut harus mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Protein berfungsi sebagai sumber energi utama. Jenis ikan karnivora semacam lele membutuhkan protein yang tinggi yaitu lebih dari 35% dari berat pakan.
Lemak dibutuhkan sebagai sumber energi tambahan penting. Selain sebagai sumber energi, lemak sangat penting untuk kelangsungan hidup ikan, melarutkan beberapa jenis vitamin dan menjaga keseimbangan daya apung ikan dalam air. Penambahan lemak pada pakan juga mempengaruhi rasa dan mutu pakan. Lele membutuhkan lemak dengan kadar 4-5 persen dari berat pakan. Kadar lemak tidak boleh berlebihan karena bisa menyebabkan penimbunan lemak pada usus dan hati ikan, sehingga ikan jadi kurang nafsu makannya.
Karbohidrat terdiri dari senyawa serat kasar dan bahan bebas tanpa nitrogen. Fungsi utama karbohidrat adalah sebagai sumber energi. Selain berfungsi sebagai nutrisi, karbohidrat juga bisa menjadi bahan perekat dalam pembuatan pakan lele. Kandungan karbohidrat pada pakan lele sebaiknya ada pada kisaran 4-6 persen.
Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan ikan dalam jumlah kecil, namun peranannya sangat vital. Perannya untuk mempertahankan kondisi dan daya tahan tubuh. Vitamin umumnya tidak dapat disintesis oleh tubuh ikan, jadi harus dipenuhi dari luar atau pakan. Kebutuhan vitamin akan menurun seiring dengan pertumbuhan besar ikan.
Satu lagi yang dibutuhkan dalam jumlah kecil namun penting, yakni mineral. Mineral ini memainkan peran penting dalam membangun struktur tulang ikan dan dalam fungsi metabolisme. Mineral terdiri dari makromineral dan mikromineral. Makromineral yang terkandung dalam tubuh ikan diantaranya kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium (K), fosfor (K), klorida (Cl) dan sulfur (S). Sedangkan mikromineral antara lain besi (Fe), seng (Zn), mangan (Mn), tembaga (Cu), iodium (I), kobalt (Co), nikel (Ni) fluor (F), krom (Cr), silikon (Si) dan selenium (Se).
Membuat pakan lele alternatif
Pakan alternatif pengganti pelet bisa kita buat dari berbagai bahan. Kandungan utama pelet yang paling dominan adalah tepung ikan. Tepung ikan digunakan karena kandungan proteinnya yang tinggi dan gizi lainnya. Namun harga tepung ikan ini mahal, oleh karena itu kita bisa mencampurnya dengan bahan-bahan lain yang lebih murah tanpa mengurangi kandungan protein yang ada.
Pakan lele alternatif yang kita buat harus disesuaikan dengan kebutuhan standar ikan lele untuk tumbuh dan berkembang dengan baik dan cepat (lihat kembali tabel di atas). Untuk itu, ada banyak bahan alternatif yang bisa kita dapatkan, sebaiknya yang menjadi acuan adalah kandungan protein. Berikut tabel berbagai bahan beserta kandungannya dalam satuan persen (%):

BahanProteinLemak
Tepung Ikan62.998.4
Tepung Kedelai36,614.30
Bungkil Kelapa18.4615.73
Tepung Jagung10.400.53
Dedak Halus15.586.8
Tepung Tapioka2.62.6
Misalnya, kita ingin membuat pakan lele dari campuran 50 kg tepung ikan (kandungan protein 62,9%) dengan 50 kg dedak halus (15,58%), apakah campuran tersebut memenuhi kebutuhan protein ikan lele?
Jumlah protein dalam tepung ikan = 62,9% x 50 kg = 31,45 kg
Jumlah protein dalam dedak halus = 15,58 x 50 kg = 7,79 kg
Jumlah total protein dari tepung ikan dan dedak halus = 39,24 kg
Artinya dari total berat bahan baku 100 kg didapat protein 39,24 kg atau 39,24% dari adonan tersebut adalah protein. Hal ini mencukupi untuk pakan lele dimana minimal tersedia kandungan protein kasar sebanyak 30%.
Untuk memperkaya kandungan nutrisi, kita bisa menambahkannya dengan berbagai vitamin ikan yang tersedia di pasaran.
Membuat pakan lele tambahan
Disebut pakan tambahan karena tujuannya untuk melengkapi pemberian pakan utama. Kandungan nutrisi pada pakan lele tambahan tidak bisa ditakar dengan tepat. Namun kandungannya masih bisa kita kira-kira. Pemberian pakan lele tambahan dalam budidaya lele intensif bisa menekan biaya pengeluaran pakan, sehingga peternak bisa menikmati keuntungan yang lebih besar. Bahan-bahan berikut disarikan dari pengalaman-pengalaman para peternak lele.

a. Limbah peternakan unggas
Beruntung bagi peternak yang lokasinya dekat dengan peternakan unggas (ayam atau puyuh). Peternakan unggas biasanya menghasilkan limbah berupa ayam mati dalam jumlah yang kontinyu. Limbah tersebut bisa kita gunakan untuk pakan lele. Karena ikan lele pada hakikatnya adalan hewan karnivora.

Bangkai ayam atau puyuh sebaiknya tidak diberikan begitu saja untuk menghindari terjangkitnya penyakit pada ikan. Bangkai harus dibersihkan terlebih dahulu bulu dengan cara direbus. Selain menghilangkan bulu, proses perebusan berfungsi untuk membunuh bibit penyakit yang mungkin terkandung dalam bangkai. Perebusan bisa dilakukan dalam drum-drum besar.

Setelah direbus diamkan bangkai tersebut sampai dingin, lalu berikan pada ikan lele pada hari yang sama. Pakan diberikan dengan cara digantung dan celupkan pakan dalam air kolam. Setelah habis angkat kerangka yang tersisa jangan sampai menjadi residu dalam kolam.

b. Keong mas atau bekicotDisebagian tempat, keong mas merupakan hama bagi petani padi. Kita bisa memanfaatkan daging keong yang kaya protein untuk pakan lele tambahan. Keong mas mudah ditemukan di daerah pesawahan. Cara mengumpulkannya pun mudah, apalagi kalau tempat kita ada di pedesaan. Tinggal pasang plang, terima keong mas lalu nego, beres urusan.

Sama seperti bangkai unggas, keog mas hendaknya tidak diberikan secara langsung. Rebus terlebih dahulu keong mas atau bekicot dalam air mendidih selama beberapa menit. Perebusan ini fungsinya untuk mengempukan daging, memudahkan pelepasan cangkang, dan membunuh bibit penyakit yang tidak dikehendaki. Setelah direbus, lepaskan cangkangnya dengan cara dicukil menggunakan garpu. Kemudian, daging keong didinginkan dan dicincang kecil-kecil.

c. Belatung
Belatung (maggot) merupakan sumber protein yang baik buat ikan lele. Belatung dihasilkan dari lalat. Ada beberapa jenis belatung yang cocok untuk dijadikan, salah satunya dari lalat black soldier fly /Hermetia illucens ( apa itu 
Hermetia illucens silakan klik disini). Mengapa black soldier fly? Karena belatung ini memiliki kandungan protein kasar hingga 40% dan menurut penelitan BBPAT cocok untuk pakan lele tambahan.

Untuk membiakkan belatung ini cukup sediakan ember, daun pisang, ampas tahu, sisa ikan asin dan bisa ditambahkan kotoran ayam. Caranya masukkan ampas tahu sebagai bahan utama kedalam ember, lalu tambahkan air bersih dan aduk hingga rata. Kemudian tambahkan ikan asin dan kotoran ayam, lalu tutup permukaannya dengan daun pisang kering agar lalat black soldier fly mau bertelur. Tempatkan ember ditempat teduh dan terlindung dari air hujan.

Setelah kira-kira 3 minggu atau bisa saja kurang dari itu, belatung sudah siap dipanen. Caranya campurkan air pada media kultur, lalu saring untuk memisahkan media kultur dari belatung. Belatung siap diberikan sebagai pakan lele. Untuk bahan baku media kultur sebanyak 100 kg kira-kira akan dihasilkan belatung 60 kg. Perhatikan, jangan menyimpan belatung segar terlalu lama karena bisa berubah menjadi lalat.

d. Ikan rucah
Bagi para peternak yang lokasinya berdekatan dengan tempat pelelangan ikan, opsi ini bisa menjadi pilihan yang efektif. Ikan rucah atau ikan sisa tangkapan yang kecil-kecil yang tidak dikonsumsi manusia biasanya dijual dengan harga murah. Ikan ini bisa kita manfaatkan untuk pakan lele tambahan.
Ikan rucah biasanya tidak banyak mengandung tulang atau duri. Bagi ikan rucah seperti ini tidak memerlukan pengolahan terlebih dahulu. Bisa langsung dicincang dan diberikan pada lele. Namun bagi ikan yang banyak mengandung tulang atau duri, sebaiknya direbus dahulu.

Demikian sharing saya tentang pakan tambahan untuk lele, yang saya dapatkan dari alamtani. Terimakasih..

***salam ternak***
Manajemen Pakan Lele di Kolam Terpal




Kolam terpal adalah kolam yang dasar dan sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal untuk usaha budidaya ikan banyak memiliki keunggulan dibandingkan dengan kolam konvensional, antara lain dapat diterapkan di lahan pekarangan yang sempit serta di lahan yang terbatas kesediaan airnya.
Faktor penentu keberhasilan budidaya lele diantaranya adalah manajemen pakan. Kesalahan dalam pemilihan jenis pakan, cara pemberian, dan jumlahnya dapat berakibat menipisnya keuntungan, mengingat 60% dari biaya produksi adalah biaya pakan. Untuk pembesaran ikan lele, sebaiknya digunakan pakan terapung agar mudah mengontrol jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan berlebih dan lolos ke dasar kolam berisiko meningkatkan kadar amonia dan nitrit yang merupakan racun bagi ikan, terutama di kolam terpal.

       
  Beternak Lele sistem kolam terpal diperlukan manajemen pakan yang baik. sumber gambar: BPTP Yogyakarta
Pakan lele sebaiknya memiliki kandungan protein yang memadai, sekitar 32-33% sehingga dapat memacu pertumbuhan ikan. Guna meningkatkan daya tahan lele terhadap stres karena kepadatan yang tinggi maupun perubahan lingkungan, tambahkan vitamin C pada pakan sebanyak 3-5 gram dilarutkan dalam air kemudian disemprotkan pada 1 kg pakan beberapa saat sebelum diberikan pada lele. Ikan lele aktif pada di malam hari sehingga pemberian pakan sebaiknya diberikan pada malam hari, atau paling tidak pagi hari sebelum pukul 07.00 dan sore hari sekitar pukul 19.00. Pakan diberikan secara ad libitum atau sampai ikan kenyang yang ditandai dengan berkurangnya respons ikan terhadap pakan yang diberikan. Pemberian pakan disebar secara merata di permukaan kolam. Dengan demikian, semua ikan mendapat pakan secara merata sehingga pertumbuhan semua lele merata. Selain penggunaan pakan pelet, lele juga dapat diberi pakan alternatif berupa limbah seperti limbah pemotongan ayam, bekicot, keong mas, ikan rucah, dan lain-lain. Pakan alternatif ini, dapat menghemat biaya produksi.
Budidaya lele di kolam terpal dengan manejemen pakan tersebut telah dicoba di lokasi M-KRPL lahan kering di Desa Wareng, Kecamatan Wonosari dan Desa Kedungkeris, Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2012, dengan Food Convertion Ratio (FCR) atau konversi pakan 1,1—1,2. Manajemen pakan yang baik harus didukung dengan benih yang unggul dan manajemen kualitas air. Selain hasil ikannya yang dapat dipanen untuk menambah gizi keluarga, air kolam sangat bagus dimanfaatkan untuk menyiram tanaman.

***Salam Ternak***
sumber materi: BPTP Yogya

Rabu, 26 Oktober 2016

Hama dan penyakit ikan lele


Hama dan penyakit ikan lele

Hama dan penyakit ikan lele banyak ragamnya, beternak lele tanpa memperhitungkan resiko serangan hama dan penyakit akan membawa malapetaka.Serangan hama dan penyakit ikan lele bisa dihindari dengan memperbaiki manajemen budidaya. Namun meskipun begitu, tetap saja masih ada faktor eksternal yang tidak bisa dielakkan 100 persen. Banyak hal-hal tidak terduga yang bisa terjadi ketika kita membudidayakan ikan lele. Sumber hama dan penyakit ikan lele dari faktor internal, antara lain pengaturan pakan yang tidak tepat, benih yang membawa bibit penyakit, sampai pengaturan air yang buruk. Sedangkan dari faktor eksternal antara lain iklim, cuaca, sumber air, serangan wabah regional dan lain sebagainya.

Pengendalian hama ikan lele

Dalam beternak lele, hama merupakan gangguan yang bersumber dari organisme besar baik yang sifatnya predator, penggangu dan pesaing. Hama ikan lele yang bersifat predator adalah musang, linsang, dan ular. Di daerah perkotaan kucing pun kadangkala menjadi hama yang perlu di waspadai. Selain itu, ada juga katak yang merupakan predator bagi benih lele yang masih kecil.
Hama yang dikategorikan pengganggu adalah belut, terutama untuk yang beternak lele di kolam tanah. Binatang ini seringkali membuat lubang di pematang sehingga kolam bocor. Hama yang dikategorikan pesaing adalah Ikan gabus atau mujair, karena ikan ini bisa berkembang biak dalam kolam melalui saluran masuk atau keluar air.
Penanggulangan dari serangan hama bisa dilakukan dengan berbagai hal seperti memagari pinggiran kolam, menyaring jalan masuk dan keluar air, sampai menutup kolam dengan paranet. Apabila kita beternak lele secara intensif, biasanya gangguan hama jarang terjadi karena kolam relatif terawasi terus menerus.

Pengendalian penyakit ikan lele

Penyakit ikan lele hampir sama dengan penyakit yang ditemui pada ikan tawar lainnya. Penyakit yang biasa menyerang terdiri dari penyakit infeksi yang disebabkan jamur, protozoa, bakteri dan virus. Berikut beberapa penyakit ikan lele yang disebabkan oleh infeksi:
  • Penyakit bintik putih (white spot), penyebabnya adalah protozoa dari jenis Ichthyphyhirius multifillis. Penyakit ini menyerang hampir semua jenis ikan air tawar. Pada ikan lele banyak menyerang benih. Bintik-bintik putih tumbuh pada permukaan kulit dan insang. Bila terkena ikan akan mengosok-gosokkan badannya ke dinding atau dasar kolam. Peyakit ikan lele ini dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air terlalu dingin dan kepadatan tebar ikan yang tinggi. Untuk mencegah agar ikan tidak terkena white spot, pertahankan suhu air pada kisaran 28oC dan gunakan air yang baik kualitasnya. Pengobatan untuk jenis penyakit ikan lele ini antara lain dengan cara merendam ikan dalam larutan formalin 25 cc per meter kubik air ditambah dengan malacit green 0,15 gram per meter kubik air selama 24 jam. Pada ikan lele yang sudah besar, penyakit ini juga bisa dihilangkan dengan memindahkan ikan ke kolam dengan suhu 28oC.
  • Penyakit gatal (Trichodiniasis) disebabkan oleh protozoa jenis Trichodina sp. Gejala penyakit ikan lele Trichodiniasis adalah ikan terlihat lemas, warna tubuh kusam dan sering menggosok-gosokan badannya ke dinding dan dasar kolam. Penyakit ikan lele ini menular karena kontak langsung dan juga lewat perantara air. Kepadatan ikan yang terlalu tinggi dan kekurangan oksigen disinyalir memicu perkembangannya. Penyakit ikan lele ini bisa dicegah dengan mengatur kepadatan tebar dan menjaga kualitas air. Penyakit ini bisa dihilangkan dengan merendam ikan dalam larutan formalin 40 ppm selama 12-24 jam.
  • Serangan bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ikan lele yang ditimbulkan bakter ini menyebabkan perut ikan menggembung berisi cairan getah bening, terjadi pembengkakan pada pangkal sirip dan luka-luka disekujur tubuh ikan. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah penumpukan sisa pakan yang membusuk di dasar kolam. Untuk mencegahnya, upayakan pemberian pakan yang lebih tepat dan pertahankan suhu air 28oC. Pengobatan yang paling umum pada ikan benih adalah pemberian antibiotik Oksitetrasiklin (OTC). Caranya dengan mencampurkan OTC dengan pakan, takarannya 50 mg per kg pakan. Berikan selama 7-10 hari. Apabila penyakit ikan lele ini menyerang kolam pembesaran, gantilah air kolam dua kali sehari. Pada saat penggantian air, tambahkan garam dapur dengan takaran 100-200 gram per meter kubik.
  • Penyakit Cotton wall disease, penyebabnya bakteri Flexibacter Columnaris. Bakteri ini menyerang organ dalam seperti insang. Gejala yang ditimbulkannya adalah terjadi luka atau lecet-lecet pada permukaan tubuh, ada lapisan putih atau bintik putih, gerakan renang lambat dan ikan banyak mengambang. Faktor pemicunya adalah pembusukan sisa pakan didasar kolam dan suhu air yang naik terlalu tinggi. Pencegahannya dengan mengontrol pemberian pakan dan mempertahankan suhu air pada 28oC. Apabila ada anggaran lebih, berikan vaksin pada benih ikan. Utuk mengobati penyakit ikan lele adalah dengan memberikan OTC 50 mg per kg pakan yang diberikan 7-10 hari. Cara lainnya, rendam ikan dalam larutan OTC dengan dosis 3-5 ppm selama 12-24 jam. Ikan lele yang diberi antibiotik baru bisa dikonsumsi setelah dua minggu.
  • Penyakit karena serangan Channel catfish virus (CCV). Virus ini tergolong kedalam virus herpes. Ikan yang terinfeksi tampak lemah, berenang berputar-putar, sering tegak vertikal di permukaan, dan pendarahan dibagian sirip dan perut. Faktor pemicu penyakit ikan lele ini adalah fluktuasi suhu air, penurunan kualitas air dan kepadatan tebar yang tinggi. Untuk mencegah serangan virus ini adalah dengan cara memperbaiki manajemen budidaya, menjaga kebersihan kolam dan pemberian pakan yang berkualitas. Pengobatan ikan yang telah terinfeksi jenis virus ini belum diketahui. Namun penyakit ikan lele ini bisa pulih dengan meningkatkan kebersihan kolam seperti mengganti air kolam hingga ikan terlihat pulih.
Selain penyakit ikan lele di atas, terdapat juga sejumlah penyakit yang bukan disebabkan oleh infeksi melainkan disebabkan oleh kondisi lingkungan, seperti keracunan dan lain sebagainya. Berikut beberapa penyakit non-infeksi yang penting diketahui dalam beternak lele:
  • Penyakit kuning (Jaundice), penyakit ini akibat dari kesalahan nutrisi pakan. Penyebabnya antara lain kualitas pakan yang buruk, seperti telah kadaluarsa atau pakan disimpan di tempat lembab sehingga pakan rusak. Beberapa keterangan mengatakan jaundice bisa disebabkan oleh pemberian jeroan atau ikan rucah secara kontinyu. Keterangan lain mengatakan serangan jaundice bisa datang apabila dalam air kolam banyak terdapat alga merah.
  • Pecah usus atau Reptured Intestine Syndrom (RIS). Penyakit ikan lele ini terlihat dari gejalanya yang khas yaitu pecahnya usus. Penyebabnya adalah pemberian pakan yang berlebihan. Ikan lele merupakan ikan yang rakus, berapapun pakan yang kita berikan akan disantapnya sehingga akan memecahkan usus bagian tengah atau belakang. Untuk menghindarinya, lakukan pengaturan pemberian pakan yang efektif. Kebutuhan pakan ikan lele per hari adalah 3-6% dari berat tubuhnya dan harus diberikan secara bertahap, pagi, siang, sore atau malam hari.
  • Kekurangan vitamin, kasus kekurangan vitamin yang paling sering pada ikan lele adalah kekurangan vitamin C. Kekurangan vitamin ini akan mengakibatkan tubuh ikan bengkok dan tulang kepala retak-retak. Apabila terlihat penyakit ikan seperti ini, berikan vitamin mix yang banyak dijual di pasar. Dosisinya 1 gram per kg pakan lele diberikan selama 5-7 hari.
  • Penyakit keracunan, penyakit ini ditimbulkan karena faktor lingkungan seperti air yang tercemar pestisida, atau akibat kimia industri lainnya. Untuk menanggulanginnya, usahakan penggantian air kolam minimal sebanyak 20% setiap dua kali sehari.
sumber: Alam Tani

--SALAM TERNAK--

Selasa, 25 Oktober 2016




Kiat Jitu Budidaya Pembesaran Ikan Lele



Budidaya ikan lele kini menjadi salah satu primadonanya bisnis perikanan di Indonesia. Pasalnya, ikan yang satu ini banyak digemari masyarakat. Tidak sedikit para pebisnis ikan yang memilih ikan lele sebagai muara penghasilan sekaligus budidaya.
Dewasa ini, banyak pembudidaya ikan lele yang beralih ke jenis ikan Lele Dumbo jenis Sangkuriang. Lele yang satu ini berhasil mencuri hati para pelaku budidaya karena memiliki beberapa keistimewaan.
Produktivitas jenis lele Sangkuriang terbilang tinggi. Apalagi ditambah kualitas daging yang lebih empuk dan lebih tahan terhadap serangan penyakit. Teknik budidayanya pun tidak terlalu sulit, asalkan mau belajar dan menekuninya dengan sabar.
Usaha pembesaran ikan lele merupakan budidaya yang paling mudah dilakukan. Kamu tidak perlu menyiapkan lahan luas untuk bisa menjalankan budidaya pembesaran ikan lele. Selain itu, pemeliharaannya mudah dan tidak perlu menunggu lama untuk panen.
Bagi kamu yang masih newbie alias baru mengenal budidaya lele, berikut ini panduan lengkap, pas dan mudah kamu lakukan. Let’s check it, guys!
Perhatikan Syarat Hidup Ikan Lele
Ikan lele merupakan jenis ikan yang mudah dipelihara. Kondisi air seperti apapun dapat dijadikan media pembesaran ikan lele. Tapi, bukan berarti kamu mengabaikan kualitas airnya. Justru, semakin baik kualitas air maka semakin baik pula pertumbuhan ikan lele.
Menurut Debby Ratnasari (2011), ikan lele dapat hidup pada suhu 26-32oC. Jika suhunya terlalu rendah, maka akan mengganggu proses pencernaan makanan pada ikan lele. Sebaliknya, apabila suhunya tinggi (hangat), pencernaan makanan pada ikan lele akan berlangsung cepat.
Soal syarat lokasi budidaya, tidak ada ketentuan khusus. Ikan lele dapat hidup di segala tempat, termasuk yang berada di ketinggian 1000 mdpl. Hal yang harus kamu perhatikan benar-benar selain suhu, yaitu pH. Kondisi tempat harus berada dalam kisaran pH 7-8.
Memilih Benih yang Berkualitas
Benih ikan lele untuk pembesaran berbeda dengan pembenihan. Kamu harus pilih benih ikan lele untuk pembesaran yang ukurannnya 5-7 cm. Upayakan ukurannya seragam. Misalnya, kamu memilih benih berukuran 6 cm, berarti semua benih ikan lele ukurannya harus sama.
Kemudian, perhatikan ciri-ciri benih ikan lele yang berkualitas. Ikan lele berkualitas mempunyai tubuh yang seimbang, antara kepala dan badannya. Selain itu, benih ikan lele harus bebas dari cacat, tubuh mengkilap, gerakannya lincah dan sungut berseri (tidak pucat).
Amati pula tingkah laku benih ikan lele. Ikan lele berkualitas tidak akan menggantung atau berdiri ketika di dalam air. Keaktifan ikan lele juga turut mempengaruhi kualitasnya. Jadi, kamu harus perhatikan dengan cermat, apakah benih ikan lele yang kamu beli sudah memenuhi syarat di atas.
Membuat Kolam Untuk Pembesaran
Kolam untuk pembesaran ikan lele tidak serumit dan seluas kolam pembenihan. Kamu cukup menyiapkan kolam 5×2 meter untuk menampung kurang lebih 1000 ekor benih ikan lele. Jika ukuran kolam lebih dari itu, hitung saja menggunakan syarat minimal daya tampung per-meter kolam.
Setiap per-meter persegi kolam pembesaran dapat menampung kurang lebih 100 ekor benih ikan lele. Jadi, kalau ukuran kolam yang kamu buat adalah 7×4 meter, berarti bisa menampung sekitar 2000 ekor ikan lele. Sebaiknya, jangan terlalu padat karena akan mudah terserang penyakit.
Kolam yang digunakan dalam pembesaran ikan lele banyak jenisnya, yaitu kolam terpal, kolam semen dan kolam tanah. Dari ketiga bahan pembuat kolam tersebut, jenis kolam terpal merupakan yang paling murah.
Di samping itu, kolam terpal mudah dalam pembuatannya, praktis dan produktivitas ikan lele tetap tinggi. Dilihat sepintas, kolam tanah mungkin lebih murah karena bisa mengurangi biaya pakan ikan lele. Namun, bahaya hama dan penyakit jauh lebih rentan di kolam tanah sehingga hasilnya tidak optimal.
Lalu, bagaimana cara membuat kolam terpal yang baik? Pertama, kamu harus menyiapkan terpal khusus untuk budidaya lele. Harga terpal di pasaran sekarang sekitar Rp9000 per-meter. Jika kamu ingin membuat kolam ukuran 10×5 meter, berarti hanya mengeluarkan biaya Rp.450.000.
Langkah kedua, dasar kolam sesuai ukuran kolam yang diinginkan. Untuk para pemula, sebaiknya menggunakan ukuran kolam 5×2 meter supaya ketika mengalami kegagalan tidak mengalami kerugian besar.
Ada dua jenis dasar kolam yang bisa kamu pilih, yaitu dasar kolam dengan menggali tanah dan di permukaan tanah. Sebaiknya, kamu memakai dasar kolam dengan menggali tanah agar tidak mengalami kesulitan ketika pemberian pakan.
Galilah tanah sedalam 70 cm sampai dengan 1 meter. Lalu, letakan tanah hasil galian di bibir kolam sebagai tanggul setinggi 30-50 cm agar kolam tidak mudah jebol.
Selanjutnya, buatlah beberapa reng dari bambu (seperti pagar) yang disusun di atas tanggul kolam setinggi kurang lebih 35 cm. Untuk bagian sudut kolam, gunakan potongan bambu utuh (jangan dibelah). Jadi, tinggi kolam nantinya sekitar 125-130 cm.
Persiapan Sebelum Menebar Benih di Kolam
Kalau kamu sudah selesai membuat kolam, langkah berikutnya yakni mempersiapkan kondisi kolam sehingga siap menampung benih ikan lele. Ada dua tahapan yang harus kamu lakukan, yaitu mengisi air di kolam dan melakukan pemupukan.
Langkah pertama, kolam diisi dengan air bersih dan bebas cemaran limbah apapun. Isilah kolam hingga ketinggian kurang lebih 60 cm.
Langkah kedua, siapkan pupuk kandang yang berasal dari kotoran kambing atau domba. Masukan pupuk kandang tersebut ke dalam karung dengan ukuran 1-1,5 kg/m2. Jika kolam ikan lele yang kamu buat berukuran 5×2 meter, berarti kamu bisa pakai pupuk sekitar 10-15 kg. Selanjutnya, isi karung tersebut dibagi menjadi dua sama berat. Jadi, dalam satu kolam ada dua karung pupuk kandang. Masukan pupuk kandang tersebut (jangan dikeluarkan dari karungnya) ke dalam kolam. Kamu boleh meletakannya di pinggir atau di tengah, yang penting posisi karung itu nantinya mengambang dan bergerak bebas.
Setelah seminggu, angkatlah kedua karung berisi pupuk tersebut. Namun, sebelum diangkat, celupkan karung berulang ke dalam kolam supaya kandungan dalam pupuk terserap total oleh air. Kamu bisa menebarkan benih ikan lele saat karung sudah diangkat total.
Bagaimana Cara Menebar Benih Lele?
Penebaran benih ikan lele baik dilakukan pada saat pagi atau sore hari supaya terhindar dari terik matahari. Mengapa tidak boleh ditebar pada siang hari? Karena saat itu, kondisi air sedang sangat panas sehingga berpotensi mengakibatkan kematian benih ikan lele karena stress.
Sebelum menebarkan benih ikan lele ke kolam, letakanlah benih tersebut di dalam wadah dari bahan plastik. Lalu, tebarkan benih dengan cara memiringkan wadahnya dan mengeluarkan sedikit demi sedikit benih ikan lele.
Poin Penting Dalam Pemeliharaan
Benih ikan lele kini sudah ditebar di kolam. Saatnya menjalankan proses pemeliharaan. Ada dua poin penting yang harus kamu perhatikan dalam pemeliharaan, yakni pengelolaan air dan pemberian pakan.
Air yang digunakan di dalam kolam lele, tidak disarankan untuk diganti sebelum masa panen. Kondisi air pun harus tenang dan tergenang. Hindari melakukan pengurasan air dengan cara sirkulasi karena berpotensi mengurangi kestabilan pH kolam.
Kamu boleh melakukan penambahan air setelah benih dimasukan dan diberikan pakan pertama kali (kalau pellet, jenis L1). Lakukan secara bertahap setinggi 20-30 cm setiap pergantian pakan jenis tertentu hingga akhirnya mencapai 120 cm yang dipakai sampai masa panen.
Poin kedua yang harus kamu perhatikan adalah pemberian pakan. Ada banyak jenis pakan yang bisa kamu berikan, misalnya pellet, keong mas, plankton, cacing dan lain-lain. Apapun jenis pakannya, yang paling penting adalah teknik dan waktu pemberiannya.
Pakan diberikan sebanyak 5-6 kali sehari. Jarak pemberian pakan sekitar 2-3 jam. Sebaiknya, berikan pakan ketika matahari sudah terbit supaya polusi yang mencemari daerah sekitar kolam dapat hilang terlebih dahulu terpapar sinar matahari.
Jika pada jadwal pemberian pakan ternyata turun hujan, sebaiknya jangan menebarkan pakan. Pemberian pakan saat hujan berpotensi pencemaran zat asam pada pakan yang diberikan. Pakan yang tercemar akan mengganggu kesehatan ikan lele. Jadi, tunggulah hingga hujan reda kalau ingin memberikan pakan.
Kapan Bisa Dipanen
Budidaya pembesaran ikan lele hanya memerlukan waktu 2-3 bulan untuk panen. Saat waktu panen tiba, takaran ikan lele 1 kg sudah berjumlah 7-8 ekor. Gunakanlah peralatan memanen yang berbahan licin dan halus agar tidak menimbulkan lecet pada ikan lele.
pertanian.go.id
Cara memanennya, yaitu dengan menyurutkan air kolam terlebih dahulu. Kemudian, gunakan serokan untuk menangkap ikan lele dan masukan dalam wadah berbahan plastik. Kamu juga bisa memakai jaring kalau air kolam masih cukup banyak.
Ok..., sekian dulu postingan pak Brewok kali ini. SALAM TERNAK..!!

Sumber: http: Era Kini
Penulis artikel: Vera Okti Purwananti